Jumat, 24 Oktober 2008

Ceruk diujung tulang keris buat mengontrol batuk.

Atret
kaskuser
UserID: 555299
Join Date: Sep 2008
Posts: 198
Thanks: 0
Thanked 0 Times in 0 Posts

 
Mei 1992 saya pernah dirawat di RS. Pada suatu malam yang dingin karena hujan deras, 12 orang sesama pasien dibangsal rawat inap batuk serempak. 4 orang perawat hanya mampu membantu 2 pasien saja. Merasa tidur saya terganggu, saya lalu bangun dan mendekati perawat. Lalu menawarkan bantuan. Tapi perawat diam saja karena status saya juga pasien. Tentunya saya bukan dalam kapasitas merawat tapi malahan dirawat.

Kemudian diam2 dengan menggunakan balsem sebagai pelumas, saya dekati salah seorang pasien dan menawarkan bantuan. Sambil bercanda saya bilang, "klo mo bilang terimakasih ya sekarang, jangan nanti disaat mulai tertidur." Iya ada yang faham maksud saya, tapi ada juga yang tidak.

Ujung telunjuk yang telah diolesi balsem, saya arahkan kepada ceruk diatas tulang keris diantara 2 tulang selangka. Saya menemukan benjolan sebesar kacang ijo, tapi ada juga yang ototnya tegang. Perlahan saya melakukan pengurutan buat melemaskan otot atau menghilangkan benjolan yang segera akan hilang kedalam tenggorokan. Saya melakukannya ekstra hati2, sebab klo saya memberikan tekanan kawatir akan mengganggu fungsi pita suara.

Alhamdulillah, satu demi satu mereka menjadi tenang lalu tidur kembali. Termasuk 2 pasien yang tengah dibantu oleh 4 perawat. Tapi ada juga yang bandel lalu bilang terima kasih dengan antusias. Tentu saja batuknya menjadi kambuh lagi sesaat. Sayapun lalu meneruskan tidur ditatapi para perawat yang saling berbisik bisik. Saya gak perlu tau apakah aksi saya itu akan tercatat dalam medical report atau tidak. Toh saya lakukan buat menjaga kenyamanan tidur saya sendiri. Tapi ternyata besok paginya saya kena tegor kepala ruangan. Meski kemudian banyak bertanya akan teknik bantuan yang saya gunakan. Tentunya saya paparkan secukupnya.

Pernah adik saya mengalami hal yang sama, batuk berkepanjangan disaat udara dingin. Saya memberikan bantuan serupa. Besok paginya, sambil bilang terima kasih dia bertanya dia diapain semalam? Sambil berseloroh saya jawab aja, "Atreeeeeet." Dia mendelik lalu meloncat ke kamar mandi dengan mata merah. Duh ki demang, saya menyesal telah berlaku sombong.

Bagi saudara2 yang ingin menguasai teknik sederhana itu, lakukan dengan ekstra hati2, tenang dan perlahan. Sebab titik itu rawan tekanan yang bisa berakibat jelek kepada kesehatan pita suara atau tulang jakun.

Tidak ada komentar: